TUGAS ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
TENTANG
“ MONOGRAFI DAERAH DAN ANALISIS SWOT ”
OLEH
AYU NOVITA SARI
1101601
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
DOSEN PEMBIMBING
Aldri Frinaldi, S.H., M. Hum.
NID : 19700212 199802 1 001
NID : 19700212 199802 1 001
DATA MONOGRAFI
KOTA BUKITTINGGI
1. Kota :
Bukittinggi
2. Provinsi : Sumatera
Barat
3. Keadaan
Data Tahun : 2009 dan 2010
A.
UMUM
I.
Sejarah Kota Bukittinggi
Bukittinggi dalam kehidupan ketatanegaraan semenjak
zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan
dengan berbagai variasinya tetap merupakan pusat kegiatan pemerintahan Sumatera
Bagian Tengah maupun Sumatera secara keseluruhan. Bahkan Bukittinggi pernah
berperan sebagai pusat Pemerintahan Republik Indonesia setelah Yogyakarta
diduduki Belanda dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949.
Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh
Belanda selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan. Dari apa yang
dinamakan Gemetelyk Resort berdasarkan Stbl tahun 1828, Belanda telah
mendirikan kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan nama Benteng, pada
masa itu Bukittinggi dikenal dengan nama “Fort de Kock”. Kota ini telah
digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir – opsir yang
berada di wilayah jajahannya di Timur ini.
Oleh Pemerintahan Jepang, Bukittinggi dijadikan
sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera,
bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena di sini berkedudukan Komandan
Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort
de Kock menjadi Bukittinggi si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan
memasukkan nagari – nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba dan
Bukit Batabuah yang semuanya kini berada dalam Kabupaten Agam.
Pada zaman perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia, Bukittinggi berperan sebagai kota Perjuangan. Dari bulan Desember
1948 sampai dengan bulan Juni 1949, Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibukota
Pemerintah Darurat Indonesia (PDRI), setelah Yogyakarta jatuh. Selanjutnya
Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Provinsi Sumatera dengan Gubernurnya Mr.
Muhammad Hasan. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
No. 4 Tahun 1950 Bukitinggi ditetapkan Sebagai Ibukota Sumatera Tengah yang
meliputi Keresidenan – keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang sekarang
masing – masing keresidenan itu telah menjadi provinsi – provinsi sendiri.
Setelah Keresidenan Sumatera Barat dikembangkan
menjadi Provinsi Sumatera Barat, maka Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibukota
Provinsinya. Sementara tahun 1958 secara de facto Ibukota Provinsi telah pindah
ke Padang, namun secara de yure barulah tahun 1979 Bukittingi tidak lagi
menjadi Ibukota Provinsi, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
1979 yang memindahkan Ibukota Provinsi ke Padang.
Bukittinggi berstatus sebagai Kotamadya Daerah
Tingkat II sesuai dengan UU no. 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintah
di Daerha yang telah disempurnakan dengan UU22/99 menjadi kota Bukittinggi.
II.
Letak
Astronomis dan Geografis Kota Bukittinggi
1)
Secara Astronomis
Kota Bukittinggi terletak antara
100,20'-100,25' Bujur Timur dan antara 00,16'-00,20' Lintang Selatan dengan
ketinggian 780-950 M diatas permukaan laut dengan udara sejuk bersuhu antara
min16,1-24,9' max.
Pada umumnya dikota ini banyak turun
hujan, rata-rata 2,381mm per tahun dengan jumlah hujan rata-rata 193 hari per
tahun dan kelembaban hawa berkisar antara min 82,0-90,85% max.
2)
Secara Geografis
Kota Bukittinggi terletak hampir
ditengah-tengah pulau Sumatera di atas jajaran Bukit Barisan, dengan
konfigurasi fisik berbukit dan berlembah serta berhawa sejuk. Di kota ini
terdapat objek-objek wisata dengan pemandangan indah. Bukittinggi memiliki luas
wilayah 25.239 Km2 yang terdiri dari 27 bukit, yaitu:
1. Bukit Mandiangin 15. Bukit
Campago
2. Bukit Jirek 16.
Bukit Paninjauan
3. Bukit Cubadak Bungkuak 17. Bukit Gumasik
4. Bukit Tambun Tulang 18. Bukit Sawah
Laweh
5. Bukit Lancia 19.
Bukit Gamuak
6. Bukit Ambacang 20.
Bukit Batarah
7. Bukit Malambuang 21. Bukit
Guguak Bulek
8. Bukit Upang-upang 22. Bukit
Panganak
9. Bukit Pauah 23.
Bukit Sangkuik
10. Bukit Sarang Gagak 24. Bukit Kandang Kabau
11. Bukit Jalan Aua Lam Pasa 25. Bukit Apit
12. Bukit Cangang 26.
Bukit Gulimeh
13. Bukit Cindai 27.
Bukit Pinang Sabatang
14. Bukit Parit Natuang
III.
Penduduk
Kota Bukittinggi mempunyai penduduk menurut data terakhir
107.805 orang dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,78 % dan kepadatan rata-rata
4271 jiwa per km. Dengan semangat membangun masyarakat Bukittinggi yang cukup
menggembirakan, terbukti dengan
meningkatnya kesejahteraan hidup yang umumnya bermata pencaharian sebagai
pedagang, pegawai, petani, pengusaha industri kecil dan kerajinan, serta
jasa-jasa lainnya dengan PDRB tahun 2009 Rp 16.221.973,29.
Sebagian besar penduduk kota Bukittinggi beragama Islam,
sekitar 98,16 % dan selebihnya beragama Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu.
Penduduk terbanyak berdomisili di kecamatan Guguk Panjang, karena pusat
perdagangan dan kegiatan lain sebagian besar berada di kecamatan tersebut
dengan kepadatan rata-rata 5.774 jiwa per km2.
IV.
Pendidikan
Semenjak zaman penjajahan Belanda, di Bukittinggi telah
banyak berdiri sekolah-sekolah, seperti MOSVLA
dan WEEK SCHOOL, yang
satu-satunya untuk pulau Sumatera: MULO,
HIS, AMBACH SCHOOL (Sekolah Kejuruan), Sekolah raja, dan Fakultas
Kedokteran pertama. Pada zaman kemerdekaan berdiri Sekolah Kepolisian Wanita
dan Sekolah Kadet yang pertama di Indonesia bahkan Universitas Andalas yang
sekarang berada di Padang, dahulunya berada dan didirikan di Bukittinggi,
dengan demikian Bukittinggi dikenal dengan julukan kota pendidikan.
Bidang pendidikan ditetapkan menjadi potensi unggulan daerah
kota Bukittinggi sejak zaman penjajahan Belanda, juga sejalan dengan fungsi dan
kondisi alamiah kota Bukittinggi dengan udaranya yang sejuk akan sangat
mendukung bagi penyelenggaraan pendidikan, sebab di mana-mana di dunia ini kota
pendidikan itu adalah kota yang berudara sejuk.
V.
Kepariwisataan
Berangkat dari Bukittinggi yang berada di daerah ketinggian
dengan memiliki bukit dan lembah serta sejarah yang melatar belakangi
keberadaan kota Bukittinggi menopang keberadaan bidang pariwisata di kota ini.
Bukittinggi memiliki sejumlah objek wisata unggulan,
diantaranya adalah:
1. Jam Gadang
Jam Gadang terletak di pusat kota, didirikan pada tahun 1926
oleh Controleur Rock Maker. Bangunan ini dirancang oleh Putra Minang Kabau,
Jazid dan Sutan Gigih Ameh.
2. Ngarai Sianok
Objek pemandangan alam yang sangat indah
terbentang sepanjang 15 km dengan ketinggian 100-200 m. Terletak di pinggir
kota Bukittinggi yang tidak jauh dari pusat kota.
3. Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock didirikan pada
tahun 1825/1826 pada masa Baron Hendrik Markus de Kock menjadi Komando Deo
Tropen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Benteng ini dijadikan
sebagai kubu pertahanan tentara Hindia Belanda dari gempuran rakyat Minang
Kabau.
4. Rumah Adat Taman Margasatwa Kinantan
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
(Kebun Binatang) dibangun pada tahun 1900 dengan nama Stormpark. Lokasi ini
dahulunya merupakan kebun bunga. Dalam lokasi taman inilah terdapat rumah adat
yang berfungsi sebagai museum tempat menyimpan benda bersejarah.
5. Lobang Jepang
Sekelompok bangunan tua bawah tanah yang dibangun oleh
Jepang pada masa Perang Dunia II. Terowongan ini memiliki panjang 1.400 km.
6. Taman
Panorama
Berlokasi di Jalan
Panorama yang berjarak 1 Km dari pusat Kota Bukittinggi. Dari dalam taman ini
kita dapat menikmati pemandangan yang indah dan mempesona ke arah Ngarai
Sianok.
7. Museum
Tri Daya Eka Dharma
Terletak di Jalan
Panorama tepatnya di depan Taman Panorama. Pada museum ini kita dapat
menyaksikan peninggalan sejarah seperti senjata, pesawat, foto – foto
perjuangan sewaktu melawan penjajahan Belanda dan Jepang, maket pertempuran dan
alat komunikasi yang sangat berjasa pada waktu Bukittinggi sebagai Pusat
Pemerintahan Darurat RI (PDRI).
I.
LETAK GEOGRAFIS, IKLIM, DAN TOPOGRAFI
1. Letak
Geografis
Bukittinggi terletak
antara 100,20'-100,25' Bujur Timur dan
antara 00,16'-00,20' Lintang Selatan.
Ketinggian dari Permukaan Laut : Sekitar 780 – 950 Meter
Batas Darah
Utara : Dengan Nagari Gadut dan Kapau Kec.
Tilatang
Kamang Kab Agam.
Selatan : Dengan Taluak IV Suku Kec. Banuhampu Kab.
Agam.
Barat : Dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang
Kecamatan IV Koto Kab. Agam
Timur : Dengan Nagari Tanjuang Alam, Ampang Gadang
Kec. IV Angkat Kab. Agam.
2. Iklim
Temperatur Udara : Berkisar Max 24,9’ C Min 16,1’ C
Kelembaban Udara : Berkisar Max 90,8 % Min 82,0 %
Tekanan Udara : Berkisar
22 – 25 C
3. Topografi
Permukaan Bumi tidak rata,
bergelombang dan berbukit. Di kota Bukittinggi terdapat sungai kecil yaitu:
Batang Tambuo di sebelah timur, Batang Sianok mengalir di sebelah Barat. Tanah
merupakan lapisan Tulf dari lereng Gunung Merapi, karena itu tanahnya subur.
II. PEMBAGIAN
WILAYAH ADMINISTRATIF
1.
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
Luas Wilayah : 12,156 km2
Kepadatan Rata – rata penduduk : 3.620 jiwa per km2
Jumlah Rumah Tangga : 9.849
Jumlah Penduduk : 44.007 jiwa
Jumlah Laki – laki : 21.622 jiwa
Jumlah Perempuan : 22.385 jiwa
2.
Kecamatan Guguk Panjang
Luas Wilayah : 6,831 km2
Kepadatan Rata – rata penduduk : 5.774 jiwa per km2
Jumlah Rumah Tangga : 9.368
Jumlah Penduduk : 39.439 jiwa
Jumlah Laki – laki : 19.583 jiwa
Jumlah Perempuan : 19856 jiwa
3.
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
Luas Wilayah : 6.252 km2
Kepadatan Rata – rata penduduk : 3.896 jiwa per km2
Jumlah Rumah Tangga : 5.616
Jumlah Penduduk : 24.359 jiwa
Jumlah Laki – laki : 12.029 jiwa
Jumlah Perempuan : 12.330 jiwa
III. PEMERINTAHAN
Banyak PNS di Lingkungan Pemerintah
1.
Sekda,AsistenI,II dam III : 3 jiwa
2.
Bag. Pemerintahan Umum : 12 jiwa
3.
Bag. Hukum dan HAM : 12 jiwa
4.
Bag. Organisasi : 13 jiwa
5.
Bag. Perekonomian : 12 jiwa
6.
Bag. Kesra dan Kemasyarakatan : 11 jiwa
7.
Bag. Pembangunan : 11 jiwa
8.
Bag. Umum dan Perlengkapan : 58 jiwa
9.
Bag. Keuangan : 10 jiwa
10.
Bag. Humas : 18 jiwa
11.
Sekretariat DPRD : 30 jiwa
12.
Bappeda dan PM : 35 jiwa
13.
Badan Kepegawaian Daerah : 72 jiwa
14.
Inspektorat Kota : 50 jiwa
15.
Badan Penanggulangan Bencana : 36 jiwa
16.
Dinas PU :
113 jiwa
17.
Dinas Pend, Pemuda dan Olahraga : 123 jiwa
18.
Dinas Kesehatan : 290 jiwa
19.
Dinas Koperasi, Perindustrian, dan : 52 jiwa
Perdagangan
20.
Dinas Pertanian : 72 jiwa
21.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja : 52 jiwa
22.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan : 84 jiwa
Asset Daerah
23.
Dinas Pengelolaan Pasar : 77 jiwa
24.
Dinas Kependudukan dan Capil : 37 jiwa
25.
Dinas Perhubungan , Komunikasi dan : 104 jiwa
Informatika
26.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan : 144 jiwa
27.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata : 95 jiwa
28.
Kanto Pemberdayaan Perempuan dan : 28 jiwa
KB
29.
Kantor Kesbag. Politik dan Linmas : 18 jiwa
30.
Kantor Pol. PP : 89 jiwa
31.
Kantor Pelayanan dan Perizinan : 33 jiwa
Terpadu
32.
Kanto Pem. Masy. Pemerintahan Kel. : 16 jiwa
Nagari
33.
KORPRI :
4 jiwa
34.
Kantor Lingkungan Hidup : 20 jiwa
35.
PDAM :
2 jiwa
36.
Kantor Perpustakaan, Arsip dan : 45 jiwa
Dokumentasi
37.
Kantor Ketahanan Pangan : 13 jiwa
38.
Sekretariat KPU : 13 jiwa
39.
Kec. Guguk Panjang : 27 jiwa
40.
Kel. Tarok Dipo : 9 jiwa
41.
Kel. BCKR : 10 jiwa
42.
Kel. Pakan Kurai : 7 jiwa
43.
Kel. ATTS : 7 jiwa
44.
Kel. Benteng Pasar Atas : 9 jiwa
45.
Kel. Kayu Kubu : 6 jiwa
46.
Kel. Bukit Apit Puhun : 9 jiwa
47.
Kec, Mandiangin Koto Selayan : 29 jiwa
48.
Kel. Campago Ipuh : 9 jiwa
49.
Kel. Puhun Tembok : 10 jiwa
50.
Kel. Kubu Gulai Bancah : 10 jiwa
51.
Kel. Campago Guguak Bulek : 8 jiwa
52.
Kel. Manggis Gantiang : 7 jiwa
53.
Kel. Puhun Pintu Kabun : 9 jiwa
54.
Kel. Pulai Anak Air : 9 jiwa
55.
Kel. Garegeh : 10 jiwa
56.
Kel. Koto Selayan : 6 jiwa
57.
Kec. Aur Birugo Tigo Baleh : 26 jiwa
58.
Kel. Birugo : 9 jiwa
59.
Kel. Belakang Balok : 9 jiwa
60.
Kel. Sapiran : 8 jiwa
61.
Kel. Aur Kuning :
8 jiwa
62.
Kel. Pakan Labuh : 8 jiwa
63.
Kel. Parit Antang : 7 jiwa
64.
Kel. Ladang Cakiah : 8 jiwa
65.
Kel. Kubu Tanjung : 8 jiwa
66.
Guru TK :
40 jiwa
67.
Guru SD :
645 jiwa
68.
Guru SLTP : 360 jiwa
69.
Guru SLTA : 684 jiwa
IV. TENAGA
KERJA
1.
Pencari Kerja yang Terdaftar
A.
Belum Ditempatkan : 4.000 jiwa
B.
Terdaftar : 1.311
jiwa
C.
Ditempatkan Tahun Ini : 239 jiwa
D.
Dihapuskan Tahun Ini : 2.320 jiwa
E.
Belum Ditempatkan Tahun Ini : 4.000 jiwa
2.
Angkatan Kerja
A.
Bekerja :
55.231 jiwa
B.
Pengangguran : 30.571 jiwa
3.
Bukan Angkatan Kerja
A.
Sekolah :
12.148 jiwa
B.
Mengurus RT : 7.832 jiwa
C.
Lainnya :
4.583 jiwa
V.
PERTANIAN
1.
Kecamatan Guguk Panjang
A.
Luas Sawah : 21 Ha
B.
Luas Tanam : 40 Ha
C.
Luas Panen : 36 Ha
D.
Produksi : 200,16 Ton
2.
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
A.
Luas Sawah : 219 Ha
B.
Luas Tanam : 431 Ha
C.
Luas Panen : 474 Ha
D.
Produksi :
2.844 Ton
3.
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
A.
Luas Sawah : 160,50 Ha
B.
Luas Tanam : 299 Ha
C.
Luas Panen : 291 Ha
D.
Produksi :
1.687,80 Ton
VI. INDUSTRI
1.
Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
A.
Jumlah Perusahaan : 2
B.
Jumlah Tenaga Kerja : 45 jiwa
2.
Industri Kertas dan Barang dari Kertas,
Percetakan /Penerbitan
A.
Jumlah Perusahaan : 2
B.
Jumlah Tenaga Kerja : 50 jiwa
3.
Industri Barang Kimia potrolen, Bata,
Karet, dan Barang dari Plastik
A.
Jumlah Perusahaan : 2
B.
Jumlah Tenaga Kerja : 42 jiwa
VII. PERDAGANGAN
Jumlah SIUP yang Dikeluarkan Menurut
Sektor
1.
Hasil Pertambangan, Peternakan,
Kehutanan : 7
Perburuan, dan Perikanan
2.
Industri Pengolahan :
10
3.
Listrik, Gas, dan Air : 2
4.
Bangunan dan Konstruksi :
5
5.
Perdagangan Besar, Eceran,RT dan Hotel : 299
6.
Angkutan,Pergudangan dan Komunikasi : 15
7.
Keuangan Asuransi, Persewaan Bangunan : 17
Dan Tanah serta Jasa Perusahaan
8.
Jasa Kemasyarakatan dan Perorangan : 19
Jumlah Pedagang yang Berusaha pada Petak
Toko dan Los
1.
Pasar Atas : 1.234
2.
Pasar Bawah : 1.270
3.
Pasar Simpang Aur : 5.705
Analisis
SWOT Kota Bukittinggi
1. STRENGTHS
(Kekuatan dan Potensi)
Adalah segala sumber
daya dan tatanan yang dimiliki, baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum
dimanfaatkan (keunggulan komparatif) tetapi apabila diberdayakan akan
memberikan Peningkatan Kinerja. Berasal
dari lingkungan Internal.
Kekuatan dan potensi
dari Kota Bukittinggi :
Kota Bukittinggi
merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Sudah menjadi
rahasia umum bahwasannya kota ini kenal sebagai Kota Pariwisata dan Pusat
Perdagangan. Banyak pengunjung dari berbagai daerah melancong ke kota ini. Potensi alam yang
dimilikinya menarik minat para wisatawan domestic maupun mancanegara untuk
singgah di kota ini. Banyaknya tempat – tempat wisata yang telah tersedia
menjadikan kota ini tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi memasuki musim
liburan, dapat dipastikan adanya peningkatan pengunjung yang singgah ke kota
ini. Selain itu kota ini juga dikenal sebagai Pusat Perdagangan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya para pembeli yang datang dari berbagai daerah di
Sumatera Barat untuk membeli apa – apa yang mereka butuhkan dan perlukan di
kota ini. Pasar Aur adalah pasar yang menjadi pusat perbelanjaan masyarakat,
selain dikenal dengan harga barang – barangnya yang lebih murah pasar ini juga
menyediakan barang – barang yang bermutu dan berkualitas baik.
Banyaknya wisatawan
yang berkunjung menjadikan beberapa pihak mengambil untung dari peristiwa ini
misalnya dengan mendirikan Hotel, Café dan Restaurant. Pendapatan dari segi ini
juga cukup menggiurkan dimana dapat dikatakan
Kota Bukittinggi ini tidak pernah
segi pengujung.
Dapat dikatakan bahwa
pendapatan sebagian besar masyarakat Bukittinggi berasal dari sector
perdagangan, bisnis kuliner dan perhotelan. Hal ini akan berdampak baik untuk
berkurangnya angka pengangguran karena banyak hal yang dapat dijadikan lahan
usaha asalkan mereka mau dan bersedia untuk membuka lahan tersebut.
2. WEAKNESSES
(Kelemahan)
Adalah segala sumber
daya dan tatanan yang dimiliki dan masih belum memberikan kontribusi seperti
yang diharapkan. Berasal dari lingkungan Internal.
Selain dikenal sebagai
Kota Pariwisata dan Pusat Perdagangan, Bukittinggi juga dikenal sebagai “Kota
Parkir”. Alasannya tempat parkir yang tersedia kurang memadai sehingga banyak
mobil – mobil pribadi pengunjung di parkira di sembarang tempat. Hal ini
berdampak buruk karena menganggu keindahan kota dan memberikan ketidaknyamanan
bagi para pengguna jalan dan pengunjung lain.
Selain itu, sarana yang
telah dibangun tidak dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya sehingga tujuan awal pembangunan
sarana tersebut tidak tercapai. Contohya yaitu Pembangunan Terminal Angkutan
Umum yang sudah selesai beberapa tahun yang lalu. Terminal ini tidak
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tujuan awal pembanguan tersebut untuk
terciptanya keindahan dan kerapian kota dari angkutan umum yang berserakan.
Dengan adanya terminal tersebut diharapkan keindahan dan kerapian kota kan
tercipta. Pemakaian sarana tersebut hanya berlaku pada masa – masa awal
terminal tersebut dibuka. Kalau dilihat sekarang masih banyak angkutan umum
yang menaiki penumpang di sembarangan tempat. Sehingga dapat dikatakan
pembangunan terminal itu hanya sia – sia dan pemborosan dana APBD Kota
Bukittinggi.
Hal serupa juga terjadi
pada bangunan Banto Trade Center dimana bangunan ini semula diharapkan dapat
menampung pedagang agar mereka dapat berdagang dengan nyaman. Akan tetapi pada
kenyataannya kios – kios yang berada dalam bangunan ini masih banyak yang
kosong. Dapat diartikan bangunan ini masih belum memberikan kontribusi yang
besar terhadap pembangunan Kota Bukittinggi. Masyarakat masih berjualan
ditempat – tempat yang menurut mereka lebih menguntungkan dan strategis.
Untuk itu diharapkan ada upaya dari pemerintah
untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan sarana yang telah dibangun agar terciptanya
Kota Bukittinggi yang Rapi dan Indah.serta diharapkan adanya peningkatan
tingkat kesadaran masyarakat Bukittinggi untuk menjaga semua asset yang telah
dimiliki dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan bersama
.
3. OPPORTUNITIES
(Peluang)
Adalah berbagai kondisi
tatanan dan kegiatan di luar objek kajian yang apabila dimanfaatkan akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap objek tersebut. Berasal dari
lingkungan Eksternal.
Dengan semakin
berkembangnya Globalisasi, Teknologi dan Informasi, hal ini memberikan dampak
positif bagi pembangunan Kota Bukittinggi. Alasannya hal ini dapat menjadi
sumber peluang dalam mendirikan suatu usaha. Dimana semua orang dapat mengakses
apa – apa yang menjadi hot issue sekarang ini. Baik berupa Life Style, Fashion,
Healty, Traveling, dan lain sebagainya. Banyak masyarakat Indonesia yang ingin
bergaya hidup ala Eropa dan timbul keinginan untuk mencoba bagaimana orang
Eropa menjalani kehidupan sehari – hari mereka.
Bagi masyarakat yang cerdik atau pandai dalam
memilah peluang mereka dapat membuat atau mendirikan lapangan usaha yang
menurut mereka memberikan keuntungan yang besar apabila mendirikan lapangan
usaha tersebut. Salah satunya yaitu adanya tempat olahraga atau biasa dikenal
dengan Fitness yang dilengkapi dengan fasilitas Café sendiri. Ini juga
merupakan salah satu peluang yang positif dikarenakan sebelumnya belum ada
tempat olahraga yang sekaligus menyediakan tempat makan atau café. Tempat ini
dapat dikatakan memberikan keuntungan yang besar bagi pihak yang mengelola
tempat tersebut.
Selain itu, dikarenakan
Bukittinggi merupakan salah satu Kota Wisata yang mana sering dikunjungi oleh
para wisatawan domestic maupun mancanegara. Hal ini menarik perhatian para
investor untuk menanamkan modalnya di kota ini. Dengan mendirikan café – café
berbau Eropa serta Restaurant Cepat Saji. Contohnya yaitu di bukanya Pizza
Hutz.
4. TREATS
(Ancaman dan Tantangan)
Adalah unsure – unsure
di luar objek kajian yang bersifat kontra produktif. Berasal dari lingkungan
Eksternal.
Dengan berkembangnya
Globalisasi, Teknologi dan Informasi jug adapt memberikan dampak yang tidak
baik. Dimana dengan didirikannya
Restaurant dan Café – Café yang bergaya Eropa. Sering pengunjung membanding –
bandingkan dari semua segi baik itu dari segi makanan yang disajikan, fasilitas
sampai dengan dari segi pelayanan yang biasanya merekan terima dari Merk Café
yang sama namun berada di kota lain. Sehingga harus ada upaya keras yang
merupakan tantangan bagi pihak pengelola untuk memberikan apa – apa yang
menjadi keluhan bagi pengunjung. Sehingga
pengunjung akan senang dengan Café yang
telah didirikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar