Minggu, 17 November 2013

Perilaku Organisasi tentang Pengaruh Budaya Sosial Masyarakat terhadap Perusahaan Multinasional ( Perusahaan Toyota Motor Corporation)

TUGAS PERILAKU ORGANISASI
TENTANG
PENGARUH BUDAYA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
( PERUSAHAAN TOYOTA MOTOR CORPORATION)


 


AYU NOVITA SARI
1101601 


PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
 DOSEN PEMBIMBING


Aldri  Frinaldi, S.H., M. Hum.
NID : 19700212 199802 1 001
PENGARUH BUDAYA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
A.    Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba.
Dalam pengertian lain Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia.
B.     Perusahaan Multinasional
Perusahaan bisnis multi nasional adalah perusahaan yang memiliki beberapa pabrik yang berdiri di negara yang berbeda-beda.  Penyesuaian dengan budaya di tiap negara yang dimasuki adalah suatu keharusan untuk dapat bertahan dan sukses. Dengan mendirikan banyak unit produksi di negara lain diharapkan dapat menghemat biaya ongkos produksi dan distribusi produk hingga sampai ke tangan konsumen akhir.
Selain itu, Perusahaan multinasional ini merupakan suatu perusahaan yang berbasis di satu negara (negara induk) akan  tetapi pesusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun pemasaran cabang di negara – negara lain (negara cabang).
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.
Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.
PBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Multinasional sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha-usaha pengolahan / manufaktur atau pembrian jasa dalam sedikitnya dua negara. Perusahaan Mutinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu.
Sebagian besar dari penanaman modal asing di negara-negara sedang berkembang diusahakan di bidang sumber daya alam, sisanya dibidang pengolahan, perdagangan, prasarana, transport, perbankan, turisme, dan jasa-jasa lainya.
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain.
Setiap Negara setiap saat akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara lain.
Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian memasarkannya keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu di negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri.
Dengan cara itu maka problem pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Banyak contoh perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate, Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari negeri Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Perusahaan multinasional biasanya memiliki ciri – ciri :
1.      Membentuk cabang – cabang di luar negeri 
2.      Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global (mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua negara.
3.      Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
4.      Menempatkan cabang pada negara – negara maju.
Jenis-Jenis Struktur Organisasi Perusahaan Multinasional
1.      Setiap struktur membutuhkan pemrosesan informasi masing-masing
2.      Devinisi Fungsional Sedunia
a.       Diorganisasi bedasarkan fungsi
b.      Bidang fungsional anak perusahaan melaporkan langsung kepasangan fungsional mereka diperusahaan induk.
c.       Perencanaan strategis dilakukan eksklusif puncak din perusahaan induk karena data yang mengintregasikan seluruh operasi tidak dapat pada level rendah.
3.      Divisi internasional
a.       Semua anak perusahaan melapor pada divisi internasional MNC yang dipisah dari divisi Domestik.
4.      Wilayah Geografis
a.       Tiap wilayah bertanggung jawab atas anak perusahaan  yang  berlokasi dalam batasnya.
b.      Tidak adanya komunikasi antar wilayah.
c.       Hubungan pelapor antara anak dan induk.
5.      Divisi produk sedunia
a.       Divisi ini bertanggung jawab pada  operasi mereka sendiri diseluruh dunia.
b.      Membantu mengenali berbagai ragam kebutuhan dari berbagai anak perusahaan.
Kebaikan Perusahaan Multinasional
1.      Menambahkan devisa negara melalui penanaman di bidang ekpor,
2.      Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor disektor industri,
3.      Memodernisir industri
4.      Ikut mendukung pembangunan nasional
5.      Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru
Keburukan Perusahaan Multinasional
Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengauhi kekusaan ekonomi negara. Tetapi, jika jumlahnya sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak. Perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa :
1.      Keuntungan yang akan dialihkan ke luar negeri kepada pemegang sahamnya.
2.      Penyusutan/depresiasi, dalam praktek sering digunakan untuk menyembunyikan keuntungan-keuntungan agar tidak terkena pajak. Dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara.

C.     Lingkungan Mempengaruhi Budaya Suatu Organisasi

Budaya organisasi dipengaruhi oleh lingkungan tempatnya berada, karena organisasi adalah sebuah sistem yang terbuka, yang selalu beradaptasi dengan lingkungan agar dapat meraih tujuannya. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan sosial, politik, alam dan berbagai variabel lingkungan lainnya.
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia saling berinteraksi.
Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kelancaran kehidupan manusia. Tidak hanya pada manusia, dunia usaha juga mempnunyai lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha. Lingkungan memberi pengaruh terhadap berjalannya kegiatan usaha. Karena berada pada suatu lingkungan, kegiatan usaha dituntut untuk bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Agar bisa tetap bertahan bahkan sampai berkembang. Secara lebih spesifik budaya organisasi juga berbeda di setiap organisasi, tergantung visi, misi dan strategi organisasi dalam upaya mencapai tujuannya. 
Terdapat enam sumber utama yang sangat mempengaruhi budaya suatu organisasi antara lain yaitu :
1.      Budaya masyarakat atau budaya nasional di mana organisasi berada secara fisik.
2.      Visi, gaya manajerial, dan kepribadian para pendiri organisasi atau pemimpin yang dominan.
3.      Macam bisnis yang digeluti dan nature of business environment.
4.      Struktur organisasi. Struktur organisasi misalnya struktur birokratis akan melahirkan pula budaya yang cenderung birokratis.
5.      Pelanggan. Perilaku pelanggan akan berpengaruh terhadap perilaku organisasi. Misalnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang menerbitkan majalah remaja akan mempengaruhi perilaku anggota organisasi agar dapat memahami kebutuhan dan selera mereka.
6.      Tradisi warisan organisasi yang tercermin dalam nilai maupun artefak.
Sebuah perusahaan akan memperhatikan factor social budaya masyarakat tempat mereka memasarkan produk yang telah diproduksinya agar penjualan produk tersebut dapat berjalan dengan baik dan perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang besar.
D.    Contoh Perusahaan Multinasional
Perusahaan Toyota Motor Corporation
1.      Sejarah Pendirian Perusahaan Toyota Motor Corp
Sejarah awal pendirian perusahaan ini berawal di bulan April tahun 1935, 75 tahun yang lalu sang peletak pondasi Toyota, yaitu Sakichi Toyoda bersama putranya, Kiichiro Toyoda berhasil menyelesaikan prototype mesin otomotif kali pertama yang diberi nama Type A.
Mesin Type A yang selesai pengerjaannya pada April 1935 tersebut, biaya pengembangannya hanya didapatkan dari usaha kecil rumah tangga, yang dirintis oleh Sakichi Toyoda, berupa alat pemintal benang. Berkat alat tenun inilah dinasti Toyoda bisa mewujudkan impiannya membuat mobil.
Setahun kemudian atau tepatnya April 1936, mulailah Kiichiro memproduksi secara massal mobil yang pertama, dengan nama A1. Tak hanya mobil, di bulan yang sama juga diproduksi mini truk dengan julukan G1.
Ternyata Sambutan masyarakat terhadap produk dari Toyoda sungguh di luar dugaan. Kedua produk otomotif pertama itu mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Berbekal kemajuan yang positif tersebut itulah, Kiichiro pun mendirikan Toyota Motor Corporation Ltd, pada 28 Agustus 1937.
Kiichiro sengaja mengganti huruf ‘D’ pada Toyoda dengan ‘T’, karena dia menginginkan nama Toyota lebih mudah diucapkan pelafalannya. Dengan pelafalan yang mudah itu, maka Kiichiro berharap bahwa Toyota akan gampang melekat pada benak konsumen.
Kini keyakinan Kiichiro menjadi kenyataan. Toyota pun menjadi pabrikan otomotif terbesar di dunia dengan beragam produknya di berbagai negara. Ternyata untuk mencapai kesuksesannya seperti sekarang ini jalan panjang nan berliku yang juga tidak mengenakkan telah ditempuh oleh para pendiri Toyota.
2.      Perbedaan Pemasaran Produk Mobil Toyota Indonesia dengan Negara Lain
Di dunia terdapat dua aturan / standar dalam berkendara yaitu left-driving countries dan right-driving countries. Left-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kiri jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir atau kemudi pada mobil ada di sebelah kanan. Contoh paling gampang adalah yang berlaku di Indonesia. Negara lainnya yang menganut sistem yang sama adalah United Kingdom (Britania Raya), Jepang, Australia, India, Singapura, dan Malaysia.
Asal usul penggunaan kemudi di sebelah kanan ini sendiri diperkirakan berasal dari kebiasaan Ksatria di Kerajaan Inggris semasa perang yang memakai kereta perang, agar memudahkan ketika akan beradu pedang dengan musuhnya yang ada di sebelah kanan (sisi pedang) karena biasanya orang menggunakan tangan kanannya untuk menggenggam pedang. Dari kebiasaan penggunaan kereta perang tersebut tersebut kemudian dilanjutkan peletakan kemudi pada mobil.
Sebaliknya, right-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kanan jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir atau kemudi pada mobil berada di sebelah kiri. Contoh: Amerika Serikat, mayoritas negara Eropa (kecuali Britania Raya) dan China.
Dan ternyata Indonesia tergolong minoritas di dunia dalam menggunakan lajur kiri jalan alias left-driving country. Dari data yang ada, hanya 75 negara (termasuk Indonesia) yang menganut left-driving, sedangkan yang menganut right-driving ada 165 negara. Begitu juga jika dilihat dari statistik populasi penduduk, maka 34% penduduk dunia berasal dari left-driving.
Ada beberapa faktor yang kemungkinan berpengaruh besar terhadap gaya berkendara orang Indonesia, yaitu:
  1. Mayoritas mobil yang ada di pasaran Indonesia adalah buatan Jepang yang notabene berasal dari left-driving country. Sedangkan mobil Eropa yang menggunakan aturan right-driving countries kurang laku di pasar Indonesia.
  2. Posisi Indonesia "terjepit" oleh negara-negara commonwealth (persemakmuran) seperti Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia yang jelas-jelas berkiblat pada Britania Raya yang menganut left-driving countries. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kebiasaan masyarakat dan politik dagang negara kita.
  3. Pada masa penjajahan Belanda, para pejabat Belanda memakai mobil-mobil mewah produksi pabrikan Inggris. Meskipun Mercedes dan BMW pada masa itu sudah memproduksi mobil yang cenderung mewah, tapi pada zaman tersebut merk mobil di atas belum menjadi simbol kemewahan seperti Rolls Royce dan Jaguar buatan Inggris. Hal ini kemudian berlanjut pada awal kemerdekaan dimana mobil pejabat menggunakan mobil pabrikan Inggris dengan kemudi di sebelah kanan.
d.      Analisis menurut budaya. Kita sebagai orang Indonesia, dimana bila kita berjalan dengan orang yang lebih muda ataupun dengan wanita, maka kita sebagai lelaki harus berada di sebelah kanan untuk melindungi orang tersebut. Jika dihubungkan dengan kemudi yang berada di sebelah kanan, maka yang berpotensi terkena bahaya duluan ketika di jalan adalah orang yang berada di sebelah kanan yaitu pengemudi. Sehingga diharapkan pengemudi akan mengendarai dengan hati-hati dan melindungi semua penumpangnya.
Perusahaan Toyota yang merupakan perusahaan Jepang memasarkan mobil di Indonesia dengan posisi stir yang berada di sebelah kanan karena Indonesia menganut Left-driving countries . Berbeda dengan mobil Toyota yang dipasarkan di Amerika Serikat dengan posisi stir mobil berada di sebelah kiri karena menganut right-driving countries.
3.       Perkembangan Toyota Motor Corporation  di Indonesia
Penjualan mobil merek Toyota di Indonesia menempati peringkat lima besar dunia pada 2012, setelah Amerika Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan Thailand. Total penjualan mobil Toyota secara global mencapai 8.717.375 unit tahun 2012. Penjualan terbanyak terjadi di AS 2,067 juta unit, Jepang 1.692.228 unit, Tiongkok 840.467 unit, Thailand 516.086 unit, Indonesia 405.414 unit, dan Arab Saudi 300.595 unit.
Pencapaian yang dicatatkan Toyota Indonesia sepanjang tahun lalu akan membuat posisi Indonesia semakin diperhitungkan di tataran pasar otomotif global.Karena itu, Toyota di Indonesia telah mendapatkan kepercayaan dari prinsipalnya, yakni Toyota Motor Corporation. Salah satunya diwujudkan dalam bentuk komitmen investasi hingga Rp 13 triliun dalam lima tahun ke depan.
Pada masa mendatang, cukup optimistis akan terus turut berkontribusi dalam peringkat teratas penjualan Toyota secara global. Hal itu didukung oleh populasi penduduk Indonesia yang besar, pertumbuhan ekonomi yang mendorong peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah, serta citra Toyota yang semakin meningkat di Tanah Air.
Sepanjang tahun lalu, Toyota berhasil mengakhirinya dengan mencetak pencapaian rekor terbaru di Tanah Air. Kendati 2012 menjadi tahun penuh tantangan, untuk pertama kalinya, Toyota berhasil menembus penjualan di atas 400.000 unit, dengan pangsa pasar (market shares) 36,3%. Pencapaian tersebut tumbuh 30,5% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 310.674 unit.
Dia menyebutkan, hasil gemilang pada 2012 itu tidak terlepas dari dukungan para pelanggan. Toyota untuk menghadirkan layanan dan produk terbaik bagi pelanggan.
Toyota di Indonesia memimpin pada 10 segmen kendaraan roda empat, yakni Yaris pada segmen mobil kompak kelas menengah (medium compact car), Fortuner di kelas atas sport utility vehicle (high SUV) 4x2, Rush di medium SUV, Alphard pada kelas mobil multiguna mewah (luxury multi purpose vehicle/MPV), Kijang Innova di medium MPV, Avanza di low MPV, Camry pada medium sedan, Corolla di low sedan, Vios di entry sedan, dan Hi Ace pada mobil van komersial (commercial van).
Pencapaian tersebut diraih berkat masukan dari pelanggan serta komunitas yang memacu Toyota selalu melakukan perbaikan terus-menerus (kaizen) demi memberikan hanya yang terbaik sesuai kebutuhan pelanggan. Sementara itu, total penjualan mobil di dalam negeri sepanjang 2012 mencapai 1,11 juta unit, naik 24,72% dibandingkan tahun sebelumnya 894 ribu unit. Pencapaian ini jauh di atas target yang ditetapkan sebanyak 875 ribu unit. Toyota menjadi mobil banyak diminati dan Daihatsu di peringkat berikutnya dengan penjualan 162.742 unit.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi memperkirakan, investasi pada industri komponen otomotif di Indonesia menembus angka US$ 1,2 miliar (Rp 11,64 triliun) pada 2013 dari tahun lalu sekitar US$ 2,3 miliar(Rp22,31triliun). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar